Kabupaten Indramayu (Newssidak.id, Jawa Barat) – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan melaksanakan Major Exercise Emergency Pertamina (MEEP), yaitu latihan penanganan keadaan darurat berskala besar untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta kemampuan respon cepat seluruh fungsi operasional kilang(27/11/2025).
Dalam latihan ini disimulasikan skenario kebocoran tangki berisi Pertalite yang mengakibatkan tumpahan sekaligus terbentuknya vapor cloud hidrokarbon hingga mencapai permukiman masyarakat di sekitar area kilang. Akibat paparan tersebut, 14 warga mengalami gejala keracunan dan segera dievakuasi ke Rumah Skait Pertamina Balongan untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Situasi kian kompleks ketika kepanikan warga memicu aksi demonstrasi dan tindakan anarkis, sehingga diperlukan dukungan TNI dan Polri guna melakukan pengendalian massa. Setelah kondisi berangsur kondusif, warga terdampak di Blok Wisma Jati, Desa Sukaurip, dievakuasi menuju titik kumpul aman di Balai Desa Sukaurip.
Di lokasi evakuasi, telah bersiaga Kelompok PETA (Pemuda Tangguh Bencana) Desa Sukaurip, bagian dari Program TJSL Kilang Balongan, bersama Human Initiative sebagai mitra pelaksana untuk memberikan dukungan penanganan masyarakat. Tim medis dan logistik dari Kilang Balongan turut disiagakan untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi selama proses evakuasi.
Skenario berlanjut ketika vapor cloud yang menyebar ke area jalan raya tersulut sumber panas dari knalpot kendaraan hingga memicu flash fire dan kebakaran di area tumpahan serta kawasan tangki. Tim Fire Brigade RU VI Balongan, dengan dukungan Fire Brigade Sinergi HSSE Area 5 serta tambahan bantuan dari Kilang Cilacap, berhasil melakukan pemadaman hingga api dapat dipadamkan tanpa adanya korban jiwa.
General Manager PT KPI RU VI Balongan, Yulianto Triwibowo, menegaskan pentingnya pelaksanaan latihan ini sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap standar keselamatan Pertamina Group.
“Latihan ini menguji koordinasi, komunikasi, dan kecepatan respons seluruh tim dalam menghadapi situasi darurat. Kami berharap kemampuan ini terus meningkat, meskipun tentu saja kami berharap insiden serupa tidak terjadi di kondisi sebenarnya,” ujar Yulianto.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation & CSR RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat merupakan langkah strategis dalam edukasi mitigasi risiko.
“Kami ingin memastikan warga memahami bunyi sirine darurat, jalur evakuasi, serta titik kumpul aman. Sistem sirine di pemukiman menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” jelas Zulkifli.
Melalui pelaksanaan MEEP 2025 ini, Kilang Pertamina Balongan menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan operasional serta memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
(Epul)
